Kamis, 14 Juli 2011

SHOLAWAT SYIFA'(THIBBIL QULUB)

7. Istighfar 14 (Empat Belas) Tempat
Friday, 12. November 2010, 09:00
Di dalam ajaran thariqah kita akan mengenal istilah Istighfar 14 (empat belas) Tempat yaitu istighfar yang dikhususkan pada empat belas tempat lahir dan batin pada diri manusia yang terdiri dari 7 (tujuh) tempat lahir yaitu : 
1.Mata,
2. telinga,yaitu :
3. hidung,
4.mulut,
5. tangan, 
6.kaki,
7. syahwat dan perut
dan 7 (tujuh) tempat batin yaitu :

1) Latifatul Qalby letaknya berada dua jari di bawah susu kiri, di sinilah letak sifat-sifat kemusyrikan, kekafiran, ketahyulan, dan sifat-sifat iblis. Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi Iman, Islam, Ihsan, dan Ma’rifat.

2) Latifatur-Roh letaknya berada dua jari di bawah susu kanan, disinilah letak sifat binatang jinak (bahimiyah) yaitu sifat-sifat menuruti hawa nafsu. Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan membuang sifat-sifat tersebut di atas sehingga hidupnya tidak menuruti kehendak hawa nafsu yang selalu mengajak kepada kejahatan namun selalu berada di dalam ketaatan kepada Allah SWT.

3) Latifatus-Sirri letaknya berada dua jari di atas susu kiri, disinilah letak sifat binatang buas (syabiyah) yaitu sifat dhalim, pemarah, pendendam. Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat kasih sayang dan ramah tamah.

4) Latifatul-Khafi letaknya berada dua jari di atas susu kanan, disinilah letak sifat-sifat pendengki, khianat (sifat syaithaniah). Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat syukur dan sabar.

5) Latifatul-Akhfa letaknya berada di tengah-tengah dada, disinilah letak sifat-sifat rabbaniyah, yaitu sifat-sifat riya’, sombong, membanggakan diri, memamerkan kebaikan diri (takabur, ujub, sum-a). Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat-sifat ikhlas, khusyu’, dan tawadhu’.

6) Latifatun-Nafsu Natiqo letaknya berada antara dua kening, disinilah letak “nafsu amarah” yaitu nafsu yang selalu mendorong kepada kejahatan. Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat tentram dan pikiran tenang.

7) Latifatul-Kullu Jasad yang mengendarai seluruh tubuh jasmani, disinilah letaknya sifat jahil (bodoh) dan ghaflah (malas beribadah). Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi ilmu dan amal.


Adapun cara beristighfar untuk ke-14 (empat belas) tempat sebagaimana tersebut diatas yaitu dengan cara membaca “Astaghfirullahal’adhiim min kulli dzan bin wa-atuubu ilaih” kepada masing-masing tempat baik lahir maupun bathin sambil menghayati keluarnya kotoran-kotoran dosa yang berada pada tempat tersebut. Kalau di dalam bimbingan dzikir yang dilaksanakan di Majelis Ta’lim dan Zikir Nur Al-Mu’min setelah membaca 14 istighfar tersebut di atas selanjutnya ditutup dengan membaca “Sayyidul Istighfar” atau Penghulu Istighfar sebagai berikut :

“Allahumma anta Rabbi Laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa ana abduka wa ana ‘aala ahdika wa wa’dika – Mastatho’tu A-‘uudzubika minsyarrimaa shona’tu abuu-ulaka bini’ma tika ‘alayya wa abuu-‘u bidzambii faghfirlii fainnahu Laa yaghfirudz-dzunuu-ba illa anta”)

Artinya : “Yaa Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan yang berhak kusembah kecuali hanya Engkau sendiri. Telah Engkau jadikan aku dan aku ini adalah hamba-Mu, dan berusaha sekuat tenaga untuk setia memegangangjanji (‘ahad)-Mu.Aku berlindung kepada-Mu daripada kejahatan yang terlanjur yang telah aku lakukan. Aku menyadari akan segala nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan aku tahu pula akan dosaku, maka ampunilah kiranya aku, karena sesungguhnya tiadalah yang mengampuni dosaku itu hanya Engkau.”)

Untuk lebih jelas mengenai Istighfar Empat Belas Tempat lihat gambar di bawah ini . . . . !

Shalawat Syifa’ (Tibil Qulub) 

http://www.youtube.com/watch?v=RbDMRD2qf64

Posted by orgawam pada Desember 29, 2008









Ya Allah, berilah rahmat ke atas penghulu kami, nabi Muhammad saw, yang dengan berkat baginda, Engkau menyembuhkan hati, menjadi penawar dan menyehatkan tubuh juga memberi kesembuhan penyakit, serta mengurniakan cahaya penglihatan. Dan karuniakanlah rahmat keberkatan dan kesejahteraan keatas keluarga dan sahabat baginda Nabi saw.

.
Aku postkan di sini dua shighah Sholawat Syifa` atau dikenali juga sebagai Sholawat Thibbiyyah yang masyhur. Dinamakan sedemikian yang membawa erti penawar atau ubat kerana dalamnya terkandung tawassul kita dengan Junjungan Nabi s.a.w. yang diumpamakan sebagai keafiatan bagi segala tubuh dan penawarnya, cahaya bagi segala mata dan sinarnya, makanan bagi segala roh dan santapannya. Imam ‘Arif billah Sayyidisy Syaikh Ahmad ash-Showi dalam mensyarahkan makna sholawat ini telah membuat kesimpulan antaranya:-
“Maknanya secara menyeluruh ialah bahawasanya Allah ta`ala menjadikan atas tangan baginda s.a.w. (sebab) untuk menolak kemudaratan yang zahir dan yang batin, yang berupa urusan akhirat maupun urusan dunia, sebagaimana telah dijalankan (dijadikan) atas tangan baginda (sebab bagi) berbagai manfaat. Inilah maknanya tashrif Allah bagi baginda di dunia dan di akhirat, atas batasan yang difirmankan Allah ta`ala pada hak Nabi ‘Isa a.s.: “Dan (ingatlah ketika) engkau menyembuhkan orang buta dan orang sopak dengan izinKu” (surah al-Maaidah:110), maka apa yang tsabit berlaku pada Sayyidina ‘Isa a.s., maka ianya juga (harus terjadi atau dijadikan) bagi Junjungan Nabi s.a.w. dengan berlebih lagi.”
Sholawat ini telah lama beredar dan diamalkan masyarakat Islam, bukan sahaja di rantau kita tetapi juga di benua-benua lain di mana ada umat yang beriman. Diamalkan bukan sahaja oleh masyarakat awam, tetapi juga oleh para ulama ikutan, bahkan mereka menganjurkan pembacaannya untuk ubat hati dan afiat badan dan cahaya mata. Inilah antara kelebihan mengamalkan sholawat yang berkat ini menurut kata ulama kita (“ulama dan protaz mereka” akan menyesatkan bahkan mensyirikkan kita, gasak demelah). Selain memperolehi keutamaan bersholawat, kita akan dilindungi Allah dari penyakit-penyakit, sama ada penyakit hissi maupun penyakit maknawi yang lebih kronik lagi, insya-Allah wa bi idznihi demi kemuliaan Junjungan s.a.w. yang kita sebut-sebut dalam sholawat tersebut sebagai wasilah untuk tujuan itu. Renungilah tulisan Ustaz Abu ‘Ali al-Banjari Ahmad Fahmi al-Maliki dalam muqaddimah untuk terjemahannya bagi Qasidah Burdah yang berkat:-
“….Ini bukanlah bererti qasidah Burdah ini yang menyembuhkan penyakit, tetapi yang dimaksudkan ialah apabila disebut-sebutkan sifat dan ketinggian akhlak Rasulullah s.a.w. maka bertambah-tambahlah rasa kecintaan kepada Baginda dan dengan berkat Baginda yang merupakan “ubat hati dan penawarnya, keafiatan badan dan kesembuhannya”, maka insya-Allah akan disembuhkan segala macam penyakit.”
Dan satu kelebihan lagi Sholawat ini ialah sebagaimana apa dikatakan oleh Tok Syaikh Wan Ahmad al-Fathani:-
“Dan setengah daripadanya ini shighah (yakni shighah Sholawat Syifa`) yang amat baik, sayogia dijadikan penawar bagi segala isim dan dzikir yang panas-panas.”
Sumber: http://bahrusshofa.blogspot.com/2006/09/sholawat-syifa.html

1 komentar: