Senin, 25 Juli 2011

SEJARAH TENTANG Ir.SUKARNO DAN K.H.MAMA AMILIN

Sejarah Tentang Mama Amilin Abdul Jabbar dengan Ir. Soekarno hun 1920 -an Pak Kasedanmenempuh pendidikan di HBS bandung sekarang berubah menjadi ITB Bandung, sampai gelar insiur
Jadi sekitar tahun 1920-an pak Karno sedang menempuh pendidikan di HBS Bandung sekarang berubah menjadi ITB bandung, sampai gelar insinyur beliau dapatkan di HBS Bandung,
Di masa kuliah beliau itu KH. Mamak Amilin tinggal di daerah Lengkong besar dekat alun-alun bandung  dan beliau PaK Kano ikutan ngaji ke mama amilin, kebetulan tempat kos beliau saat itu dekat dengan tempat Mama amilin saat itu,
Dan apa yang terjadi setelah itu beliau  semakin dekat dan menjadi pemimpin bangsa,dan Mama Amilin Abdul Jabbar banyak di minta petuahnya di dalam perjuangan beliau, bahkan sampai apa lambang negara, butir-butir pancasila dan masih banyak hal lainnya yang  beliau minta petuah.

 KH.Mama amilin abdul jabbar Dan Bung karno

    



 beliau Mama Sepuh KH Amilin lahir sekitar 1800 an, meninggal sekitar tahun 1962 dan dimakamkan di daerah Dayeuh Kolot Bandung dan bergelar Abdul Jabar diketahui sebagai salah satu guru spiritual presiden pertama Indonesia Bapak Ir. Soekarno. Beliau yg memprakarsai lahirnya falsafah negara Indonesia - Pancasila. Salahsatunya lambang Burung Garuda ini memiliki 17 sayap yg memiliki arti adalah "Hal yg lebih tajam dari Pedang Sayidina Ali RA adalah ahlak/perilaku yg mulia" (arti yg diambil dari tulisan arab yg membentuk sayap burung garuda).
Sungguh mulia bagian arti dari burung garuda ini. Dahulu dari sejarah nabi,Ahlak mulia memang hubungannya dengan Ahlak Nabi Muhammad SAW yg sungguh mulia. Bisa dihubungkan dengan kedua kalimah syahadat yg mengutamakan Ahlak yg baek. (segitu dulu ya)

***********************************************************************************
Oleh: H. Muhammad Said Kusuma*
SEJARAH YANG HILANG (MISSLINK)
Apabila kita berbicara tentang Pancasila, maka kita tidak akan lepas dari perjuangan tokoh-tokoh yang berhubungan dengan Pancasila, yaitu Tokoh-tokoh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), seperti:

Ir. Ahmad Soekarno
Muhammad Hatta
Sultan Syahrir
Douwes Dekker
Abdul Gani
Muhammad Yamin
Mochamad Toha

Toloh-tokoh dari Sisi “Spiritual”, yaitu :
Ir. Ahmad Soekarno
Mama Amilin Abdul Jabbar
Eyang Santri Kalammullah (Jati Kusuma)
KH. Surya Poerwanegara
Wali Cipta Gati Arjakusuma (Eyang Kencana Gading)
Mualim Adang

Perjalanan Sejarah Ir. Ahmad Soekarno dalam menentukan Pancasila sebagai Lambang Negara dan 17 Agustus 1945 sbg Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Perjalanan ini dimulai saat Anak Bung Karno yaitu Guntur Soekarno Putra berumur 10 Tahun (Di Gunung Guntur Garut). Terjadilah dialog antara Bung Karno dengan para Tokoh Spiritualnya itu. Setelah dialog itu lalu Bung Karno pergi ke Gunung Salak – BOGOR yaitu di Taman Sari di dekat sebuah Pohon Waru untuk berkhalwat, bermunajat kepada Allah SWT.

Khalwat Hari I (Pertama) BUNG KARNO
Dalam khalwat pada hari pertama itu, Bung Karno memohon bermunajat kepada Allah SWT; Apakah kiranya yang akan dipakai sebagai Lambang Negara Republik Indonesia ini? Pada hari itu tiba-tiba muncul se-ekor Burung Elang Bondol dan mendarat di Pohon Waru. Bung Karno berpikir, mungkinkah ini yang akan dijadikan Lambang Negara ? namun akhirnya Bung Karno meneruskan kembali khalwatnya memohon petunjuk dari Allah SWT.

Khalwat Hari II (Kedua) BUNG KARNO
Khalwat pada hari ke-Dua itu mendarat se-ekor Burung Elang Laut di pohon waru, yang besarnya melebihi Burung Elang Bondol. Saat Bung Karno melihat burung itu, ia berpikiran mungkinkah ini, tetapi Bung Karno akhirnya berpikiran mungkin bukan ini petunjuk dari Allah sebagai Lambang Indonesia sehingga Bung Karno akhirnya melanjutkan lagi khalwatnya.

Khalwat Hari III (Ketiga) BUNG KARNO
Pada khlawat hari yang ketiga itu tiba-tiba Bung Karno melihat dari atas udara turun se-ekor Burung Elang yang dari jauh kelihatan kecil lama kelamaan menjadi besar dan mendarat di Pohon Waru. Burung Elang itu mempunyai Bentangan Sayap 1,5 – 1,8 Meter yang berwarna Emas. Selanjutnya Burung Elang itu disebut juga Burung Rajawali yang merupakan Burung khas Indonesia khususnya Jawa Barat.

Setelah melihat Burung Rajawali (Elang) yang sedemikian besar itu, lalu Bung Karno meminta Petunjuk kepada Allah SWT. Jika Burung Rajawali ini benar sebagai Lambang Negara Republik Indonesia, Bung Karno mohon diberikan petunjuk dan tandanya. Sehingga pada saat itu tiba-tiba Burung Rajawali itu Mengepakkan Sayapnya sebanyak 3 (tiga) kali sambil mengangguk dan lalu berdiri sambil menunjukkan Dadanya. Selanjutnya Bung Karno pada saat itu berkeyakinan bahwa Burung Rajawali itu sebagai Lambang Negara Republik Indonesia.

Dialog Bung Karno tentang Lambang Negara

Setelah kejadian itu lalu Bung Karno mengadakan Dialog dengan Para Tokoh Spritritual, antara lain:

Mama Amilin Abdul Jabbar berpendapat ; Burung Elang atau Rajawali diganti namanya menjadi Burung Garuda. Eyang Santri Kalamullah berpendapat; Burung itu adalah Burung Garuda dengan Bahasa Alam utk Akhirat dan Agama. Dari Dialog itu maka Bung Karno bersepakat bahwa Lambang Negara Republik Indonesia adalah Burung Garuda.

Dialog Hari Penentuan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Pada masa itu Bung Karno mengusulkan tanggal 15 Agustus 1945 adalah sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia. Tetapi Eyang Santri Kalamullah mengusulkan Hari Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agurtus 1945. Sehingga pada rapat tersebut akhirnya semua sepakat bahwa 17 Agustus 1945 sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Adapun makna dari pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah sebagai berikut :
a. 17 ; berarti jumlah 17 Raka’at Shalat sehari semalam
b. 8 ; berarti 8 Arah Penjuru Mata Angin
c. 19 ; 19 huruf Hijaiyah BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
d. 45 ; berarti jika dijumlahkan menjadi angka 9 (sembilan) yang berarti Wali Songo yang telah berjasa menyebarkan agama Islam di Bumi Nusantara
Dari hal ini saja mestinya kita harus Bangga bahwa sesungguhnya Negara yang kita cintai ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri atas KASIH dan SAYANG Allah SWT yang dilimpahkan untuk Bumi Nusantara ini.

***********************************************************************************
Posting ini hanya sekedar keingintahuan saya mengenai KH. Mama Amilin Abdul Jabar, karena keluarga saya adalah pengikutnya

*sumber : http://zeroo-jelajahtauhid.blogspot.com/
sama-sama belajar memperbaiki diri sendiri23



Bersembunyi di tempat terang

(http://wwwruanggelappenuhperenungancom.blogspot.com/2010/12/asma-allah.html)

Sejarah Tentang Mama Amilin Abdul Jabbar dengan Ir. Soekarno hun 1920 -an Pak Kasedanmenempuh pendidikan di HBS bandung sekarang berubah menjadi ITB Bandung, sampai gelar insiur
Jadi sekitar tahun 1920-an pak Karno sedang menempuh pendidikan di HBS Bandung sekarang berubah menjadi ITB bandung, sampai gelar insinyur beliau dapatkan di HBS Bandung,
Di masa kuliah beliau itu KH. Mamak Amilin tinggal di daerah Lengkong besar dekat alun-alun bandung  dan beliau PaK Kano ikuta ngaji ke mama amilin, kebetulan tempat kos beliau saat itu dekat dengan tempat Mama amilin saat itu,
Dan apa yang terjadi setelah itu beliau  semakin dekat dan menjadi pemimpin bangsa,dan Mama Amilin Abdul Jabbar banyak di minta petuahnya di dalam perjuangan beliau, bahkan sampai apa lambang negara, butir-butir pancasila dan masih banyak hal lainnya yang  beliau minta petuah.

b
http://1.bp.blogspot.com/-MmA9jsRGqiM/ThU66za3cpI/AAAAAAAAAy4/nlyclRG2XPU/s1600/cooltext538038344.gif
Bung Karno
Sejak 1950 sampai 1965 telah terjadi 7 kali percobaan pembunuhan terhadap Bung Karno,
yaitu :

   1. Penggranatan di Cikini
                 Terjadi pada tanggal 30 Nopember 1957, di Cikini, dimana pada saat itu Bung Karno menghadiri peringatan ulang tahun Yayasan Perguruan Cikini. Guntur dan Megawati adalah murid SD Yayasan Perguruan Cikini. Bung Karno sempat meninjau berkeliling sekitar 25 menit, dan ketika pulang tiba-tiba terdengar ledakan hebat, yang belakangan adalah ledakan granat yang dilempar dari sekitar sekolah. Para pelakunya Juyuf Ismail, Saadon bin Mohammad, Tasrif bin Husein, dan Moh Tasin bin Abubakar berhasil dibekuk dan di hadapkan ke pengadilan militer. Mereka di jatuhi hukuman mati pada 28 April 1958.
   2. Penembakan dengan Pesawat MIG-17 ke Istana Negara
                        Pada tanggal 9 Maret 1960, Bung Karno sedang berada di Istana Merdek. Sebuah pesawat terbang MIG 15 terbang rendah dan meluncurkan roket tepat mengenai Istana Merdeka. Namun, Tuhan telah menggerakkan tangan-Nya untuk melindungi Bung Karno. Letnan Penerbang maukar, pilot pesawat itu mendaratkan pesawatnya di persawahan daerah garut karena kehabisan bahan bakar. Ia kemudian dijatuhi hukuman mati, tetapi sebelum sempat menjalani hukumannya, Bung Karno mengumumkan amnesty umum terhadap PRRI/PERMESTA
                  Yang pernah memberontak. Maukar yang termasuk unsure PRRI.PERMESTA, langsung dibebaskan.
   3. Usaha penembakan dalam acara Idhul Adha
                 Pada tanggal 14 Mei 1962, saat orang-orang mukmn termasuk Bung Karno sedang berjajar dalam shaf hendak mealksanakan Sholat Iedul Adha dengan mengambil tempat di lapangan rumput antara Istana Merdeka dan Istana Negara, tiba-tiba terdengar tembakan pistol bertubi-tubi diarahkan kepada Bung Karno dari jarak 4 shaf dibelakangnya. Ketika diperiksa, penembak mengaku melihat Bungkarno yang dibidiknya, ada dua orang dan menjadi bingunglah ia jendak menembak yang mana. ZTembakannya meleset tidak mengenai Bung Karno yang menjadi sasaran, sebaliknya menyerempet bahu Ketua DPR Zainul Arifin dari NU yang mengimami shalat. Orang tersebut divonis mati, tetapi ketika disodorkan kepada Bung Karno untuk membubuhkan tandatangan untuk di eksekusi, Bung Karno tidak sampai hati untuk merentangkan jalan menuju kematiannya, karena ia berpikir bahwa pembunuh sesungguhnya adalah orang-orang terpelajar ultra fanatic yang merencanakan perbuatan itu.
                 Seorang kiai yang memimpin pesantren di daerah Bogor H. Moh Bachrm, dituduh mengatur rencana tersebut dan memerintahkan melakukannya. Setelah meletus G30S, tempat tahanannya dipindahkan dari RTM ke Penjara Salemba berbaur dengan ribuan tahanan G30S. ditempat itu juga ditahan seorang kapten CPM yang pernah menginterograsinya. Haji Moh. Bachrum menyangkal semua tuduhan. Sikapnya terhadap tahanan G30S, sangat baik dan selama di Salemba, ia ditunjuk mengimami sembahyang berjamaan yang diikuti oleh semua tahanan yang beragama Islam yang diselenggarakan di lapangan penjara. Ia bebas lebih cepat dari pada para tahanan G30S, karena dianggap berkelakuan baik.
   4. Serangan mortar dari gerombolan Kahar Muzakar
                 Di jalanan keluar dari Laangan Terbang mandai menuju Kota. Peluru mortar diarahkan untuk mengenai kendaraan Bung Karno, tetapi ternyata meleset jauh
   5. Pelemparan granat di Makassar
                        Bung Karno dilempar granat pada malam hari di Jalan Cenderawasih, saat Bung Karn dalam perjalanan menuju Gedung Olahraga mattoangnn untuk mengghadiri suatiu acara. Lemparan granat itu meleset dan jatuh mengenai mobil lain yang beriringan dengan mobil Bung Karno dan tidak menimbulkan cedera apa-apa
   6. Terjadi ketika suatu hari Bung Karno dalam perjalanan mdari Bogor ke Jakarta dalam satu iring-iringan. Bung Karno melihat sendiri seorang laki-laki dengan gerak-gerik aneh seperti maling. Dan tiba-tiba saja melemparkan granat ke arah mobil Bung Karno.
Silakan Berkomentar, dan jangan diluar jalur..oke!

Read more:
Bung Karno Pernah Dicoba Dibunuh 7 Kali | »BlackBlogger™ http://sefrian92.blogspot.com/2011/02/bung-karno-pernah-dicoba-dibunuh-7-kali.html#ixzz1S700tPFreliau I. MENGKAJI AL – HIKMAH
Alhamdulillahihi robbil alamin, Allah menjadikan kita sebagai orang – orang yang mendapatkan
hidayah untuk mendapatkan pelajaran tentang Al – Hikmah.
AL – HIKMAH
Bagi sebagian orang yang mendapatkan Hidayah belajar Al – Hikmah maka terkadang beranggapan Al – Hikmah adalah Ilmu seperti pada umumnya. Tapi Al - Hikmah dikaji dalam bahasa
Maka kita akan mendapatkan arti dari asal kata HIKMAH yang artinya
Mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi atau yang kita alami
Dengan mengembalikan segala sesuatunya kepada kesadaran akan kekuasaan Allah,SWT.
Al – Hikmah bagi kita sebagai Ikhwan dan Akhwat sebagai perantara
untuk mencari kasih sayang dan ke-Ridhoan Allah, SWT.

”Barang siapa taat kepada Allah dan kepada Rasul, maka mereka itu akan bersama – sama dengan orang yang diberi ni’mat oleh Allah, ya’ni dari golongan para Nabi, Shiddiqin, Syuhada dan Shaalihin. Mereka itu teman yang baik”.(QS. An – Nisaa-i : Ayat 69)

Dengan cara mencintai Allah,SWT semoga Allah,SWT pun akan mencintai kita.